학술논문

MELACAK JEJAK MANUSIA PURBA (HOMO ERECTUS) DI FLORES
Document Type
article
Author
Source
Forum Arkeologi, Vol 25, Iss 2, Pp 148-158 (2018)
Subject
homo-erectus
cekungan soa
flores
paleolitik
pleistosen
Archaeology
CC1-960
History of Asia
DS1-937
Language
Indonesian
ISSN
0854-3232
2527-6832
Abstract
Study about “Homo erectus, It’s Culture and Environments” are a never ending topic and will always remain as a challenge for the archaeologists. The presence of Homo erectus and it’s cultures are importance assets for understanding the history of human settlements in Indonesia; since when; how the physical and cultural developed; until how far the distribution take place. “State of The Art” of this research showing that the remaining fossil of Homo erectus was concentrated in Java. While generally, only faunal and cultural remains were found outside Java.Indonesia (especially Java), is one of the country which have the most complete for Homo erectus remains in the world, and mostly (65%) are found in Sangiran site, Central Java. But how about outside Java? Is it true that Homo erectus was lived in Flores? This are the problems that researchers in Puslitbang Arkenas are trying to resolve or the past fi ve decades. Based on the evidence of the archaeological remains (artefacts and confects) that have been founded in Soa Basin (Middle Flores), predicted that prehistoric life in this area already begins long time ago, between Lower Pleistocene – beginning of Middle Pleistocene. From several stone tools associates with a stegodon fossil, Verhoeven suggested that artefacts made by Homo erectus around 750.000 years ago. The result of this present study confi rmed the Verhoeven hypothesis. Soa Basin is a archaeological site complex with abundant of artefacts and faunal fossils. Even the Homo erectus fossils not found yet, the assemblages of artefacts and faunal fossils (such as Stegodon, crocodile, komodo, land turtle, and a kind of giant rodent) were found in several sites around Soa Basin. These artefacts and faunal remains are already supported by absolute dating to sure the age of these assemblages. The existence of stone tools also support the evidences that Soa Basin area were occupied by Homo erectus around Pleistocene period. Kajian tentang tema’Manusia Purba, Budaya dan Lingkungannya” merupakan topik yang tidak pernah usang dan selalu menjadi tantangan bagi para peneliti. Hadirnya manusia purba dan budayanya merupakan aset penting bagi pemahaman sejarah hunian di Nusantara; sejak kapan kehadirannya, bagaimana perkembangan fi sik dan budayanya, serta sampai sejauhmana persebarannya. Dari hasilhasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa tinggalan fosil manusia purba lebih terkonsentrasi di Jawa, sedangkan di luar Jawa umumnya hanya ditemukan sisa-sisa fauna dan budayanya Kawasan Nusantara (terutama di Jawa) merupakan salah satu negara yang memiliki tinggalan manusia purba paling lengkap di dunia. Dari berbagai temuan fosil-fosil manusia purba di seluruh dunia, hampir 65 % nya ditemukan di Indonesia (terutama dari Situs Sangiran). Lalu bagaimana dengan di luar Jawa, apakah benar manusia purba (Homo erectus) pernah hidup di Flores ? Permasalahan inilah yang akan coba dipecahkan melalui hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Puslitbang Arkenas dalam dekade 5 (lima) tahun terakhir ini. Berdasarkan bukti-bukti temuan arkeologis (artefak dan ekofak) yang didapatkan dalam penelitian di Cekungan Soa (Flores Tengah), memprediksikan bahwa kehidupan purba di wilayah ini sudah berlangsung sejak lama, yaitu pada kurun waktu antara Pleistosen Bawah – awal Pleistosen Tengah. Dari beberapa temuan artefak batu yang berasosiasi dengan fosil Stegodon, Verhoeven menduga bahwa pembuat artefak ini adalah manusia purba Homo erectus yang berasal dari kurun waktu sekitar 750.000 tahun lalu. Hasil-hasil penelitian sejauh ini semakin mengkonfi rmasikan hipotesis Verhoeven tersebut. Wilayah Cekungan Soa merupakan kompleks situs purba yang kaya akan artefak dan fosil fauna. Walaupun belum menemukan sisa manusianya, namun penemuan himpunan artefak dan fosil-fosil fauna (antara lain Stegodon, buaya, komodo, kura-kura darat, dan sejenis tikus besar) di berbagai situs di Cekungan Soa sudah diperkuat dengan data pertanggalan absolut, sehingga dapat diketahui umurnya secara pasti. Keberadaan alat-alat batu tersebut semakin memperkuat bukti bahwa di wilayah Cekungan Soa pernah menjadi ajang aktivitas manusia purba (Homo erectus) pada kurun waktu yang sangat tua (Kala Pleistosen).