학술논문

Ungkonan Keluarga Ulama Bebas Abad XIX Masehi: Analisis Temuan Nisan di Pasar 16 Ilir Palembang
Document Type
article
Source
Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan, Vol 7, Iss 2 (2023)
Subject
ancient nisan
findings
free ulama
Ungkonan
History (General)
D1-2009
History of education
LA5-2396
Language
English
Indonesian
ISSN
2549-5585
Abstract
Nisan, as a mark on the name of the person who died on the tomb, has important significance for the study of science because, behind the remains of the nisan, there is a variety of knowledge that reflects the social and cultural conditions of the religions. The discovery of a viral ancient nisan in the market area of 16 Ilir Palembang became important because the nisan is made of marble stone and the shape and motif are very interesting. Besides, this nisan was found in a location that was previously believed to be the area of Beringit Janggut, or Palembang Darussalam's Second Sultanate Palace. These findings need to be studied further to obtain more valid data, which is why the aim of this writing is to find out who owns the ancient nisan and how social and cultural conditions are described through such nisan findings. These issues will be studied using qualitative research with measures of data excavation, data processing, data analysis, and conclusion drawings. The results of this research can be known. Four nisan have names, days, dates, months, and years of Hijriah, and two without a name’s. This ungkonan represents a family of free scholars who are visible from the name and motive of nisan. Nisan identifies the sociocultural life of its owner. Nisan sebagai penanda atas nama orang yang meninggal pada makam, memiliki makna penting bagi kajian ilmu pengetahuan karena dibalik tinggalan nisan tersebut terdapat berbagai pengetahuan yang mencerminkan kondisi sosial dan budaya dari ungkonan tersebut. Temuan nisan kuno viral di kawasan pasar 16 Ilir Palembang, menjadi penting karena nisan tersebut terbuat dari batu marmer dan bentuk serta motifnya sangat menarik, selain itu nisan ini ditemukan pada lokasi yang dulunya diperkirakkan kawasan kuto Beringit Janggut atau Istana Kesultanan Palembang Darussalam yang ke dua. Temuan ini perlu dikaji lebih lanjut untuk mendapatkan data yang lebih valid, yang menjadi tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui siapa pemilik nisan kuno dan bagaimana kondisi social dan budaya yang terdiskripsi melalui temuan nisan-nisan tersebut. Permasalahan ini akan dikaji dengan menggunakan penelitian kualitatif dengan langkah-langkah penggalian data, pengolahan data, analisa data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini dapat diketahui empat nisan memiliki nama, hari, tanggal, bulan dan tahun Hijriah dan dua tanpa ada nama. Ungkonan ini merupakan keluarga ulama bebas yang terlihat dari nama dan motif nisan. Nisan mengidentifikasi kehidupan sosial budaya pemiliknya.