학술논문

Perbandingan Retorika Dakwah K.H. Abdullah Gymnastiar dengan Habib Muhammad Rizieq Shihab bin Hussein Shihab
Document Type
Electronic Resource
Author
Source
Subject
PK Indo-Iranian
Thesis
NonPeerReviewed
Language
Abstract
Retorika dakwah secara sederhana dapat dijelaskan sebagai keterampilan bahasa yang efektif dalam penyiaran agama (dalam hal ini Islam) dan pengembangannya di kalangan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan perbedaan retorika dakwah Aa Gym dengan Habib Rizieq dari segi ethos, pathos, dan logos; (2) mendeskripsikan perbedaan kanon retorika yang digunakan; dan (3) menentukan unsur muatan retorika yang terdapat dalam dakwah keduanya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data diambil dari dakwah Aa Gym dan Habib Rizieq bertema sama yang tersedia di platform YouTube, yakni mengenai pemimpin dan kepemimpinan. Penyediaan data dilakukan dengan menggunakan metode simak. Kemudian, dilanjutkan dengan teknik lanjutan berupa teknik Simak Bebas Libat Cakap (SBLC) dan teknik catat. Data yang diambil ialah retorika dakwah Aa Gym dan Habib Rizieq. Data dianalisis dengan menggunakan metode padan. Jenis metode padan yang digunakan ialah padan referensial dengan teknik dasar Pilah Unsur Penentu (PUP) dan teknik lanjutan teknik Hubung Banding Membedakan (HBB). Adapun penelitian menunjukkan beberapa hasil berikut. (1) Retorika dakwah Aa Gym dan Habib Rizieq sama-sama menggunakan seluruh alat persuasi berupa ethos, pathos, dan logos. Akan tetapi, ada tiga aspek yang dikuasai Aa Gym dari segi ethos, yakni kompetensi, karakter, dan kehendak yang baik, sedangkan hanya dua aspek yang dikuasai Habib Rizieq, yakni kompetensi dan kehendak yang baik. (2) Seluruh kanon retorika digunakan oleh kedua pendakwah, tetapi kanon retorika ingatan masih ditemukan keraguan penerapannya bagi Aa Gym. (3) Retorika Aa Gym tergolong ke dalam jenis retorika epideiktik dengan sedikit unsur retorika deliberatif. Sementara, retorika Habib Rizieq tergolong ke dalam jenis retorika epideiktik dan deliberatif dengan adanya sedikit unsur muatan retorika forensik.